Image

BATUBARA – Kepolisian berhasil mengamankan seorang kurir narkoba di pinggir Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum), tepatnya di Desa Perjuangan, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara pada Minggu, 25 Agustus 2024.

Kurir narkoba yang ditangkap, berinisial Ir alias Iwan (48) dan merupakan warga Huta I-Sahkuda Bayu, Kabupaten Simalungun, kedapatan membawa 1 kilogram sabu-sabu.

Kepala Satuan Reserse Narkoba Polres Batubara, AKP Fery Kusnadi, mengungkapkan bahwa penangkapan ini berawal dari laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan seorang kurir narkoba di lokasi tersebut. Berdasarkan informasi ini, polisi melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi serta menangkap pelaku.

"Pelaku ditangkap saat mengendarai sepeda motor Kawasaki KLX di Jalinsum Indrapura, dalam perjalanan menuju Sei Balai, Kabupaten Batubara," ujar AKP Fery pada Rabu (28/8/2024).

Sabu-sabu seberat 1 kilogram yang ditemukan pada pelaku disimpan dalam tas sandang yang dibawanya, dengan kemasan mirip teh China. Selain narkoba, polisi juga menyita dua unit handphone, satu dompet, satu unit sepeda motor Kawasaki tanpa nomor polisi, dan uang tunai sebesar Rp 147 ribu yang diduga hasil kejahatan.

AKP Fery menambahkan bahwa pelaku telah mengakui tindakannya. Iwan mengaku bahwa sabu-sabu tersebut akan didistribusikan di Kabupaten Batubara.

"Pelaku beserta barang bukti telah dibawa ke Mapolres Batubara untuk proses penyelidikan lebih lanjut," tambahnya.

 
By Admin Kamis, 29 Agustus 2024 10:26

Universitas Diponegoro (Undip) mengumumkan keterbukaan mereka terhadap proses investigasi terkait kematian mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang bernama ARL. Saat ini, polisi telah memeriksa sembilan dokter yang merupakan rekan korban, termasuk Kepala Program Studi (Kaprodi) dan Kepala Kelompok Staf Medis (KKSM) Anestesi di RSUP dr. Kariadi.

Dekan Fakultas Kedokteran Undip, Yan Wisnu Prajoko, menyatakan dukungannya terhadap upaya investigasi yang dilakukan oleh inspektorat jenderal dari dua kementerian serta kepolisian. "Kami memberikan izin penuh untuk pemeriksaan ini sebagai bentuk keterbukaan kami. Kami juga siap bertindak sesuai dengan temuan dan bukti yang ada," ujar Wisnu dalam konferensi pers pada Jumat, 23 Agustus 2024.

Dua inspektorat jenderal yang terlibat dalam investigasi adalah Itjen Kementerian Kesehatan dan Itjen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Wisnu menggarisbawahi bahwa jika investigasi menemukan adanya kesalahan, pihaknya akan memberikan sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.

Sebelumnya, Undip telah membentuk tim investigasi internal untuk menyelidiki kasus kematian ARL secara ad hoc. Wisnu mengungkapkan bahwa sejauh ini tidak ditemukan bukti perundungan sebagai penyebab kematian. "Hasil penyelidikan kami menunjukkan bahwa tidak ada tanda-tanda perundungan yang mempengaruhi kondisi almarhumah. Kami juga mempermudah proses izin untuk korban selama pendidikan, dan rekan-rekannya selalu memantau kehadirannya," jelas Wisnu.

ARL, yang berusia 30 tahun, merupakan mahasiswi PPDS di RS Dr. Kariadi. Ia ditemukan meninggal pada Senin, 12 Agustus 2024, di kamar kosnya di Lempongsari, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kasatreskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena, mengonfirmasi bahwa kematian korban disebabkan oleh tindakan bunuh diri dengan menyuntikkan obat ke tubuhnya sendiri

 

Sabtu, 24 Agustus 2024 10:29 0

Pada hari Jumat, 24 Agustus 2024, sebuah serangan pisau terjadi di festival yang digelar di Kota Solingen, Jerman Barat. Dalam insiden tersebut, tiga orang dilaporkan tewas, dan empat orang lainnya mengalami luka parah. Menurut juru bicara Kepolisian Kota Düsseldorf, penyerang berhasil melarikan diri dari lokasi kejadian.

Pihak kepolisian segera meluncurkan operasi besar-besaran untuk memburu pelaku dan telah menutup area yang luas di sekitar lokasi. Media ZDF melaporkan bahwa pihak berwenang telah mengerahkan helikopter dan kendaraan darurat ke tempat kejadian serta meminta masyarakat untuk menjauhi area tersebut. Festival yang menjadi lokasi serangan adalah bagian dari perayaan ulang tahun ke-650 Kota Solingen, menurut surat kabar Solinger Tageblatt.

Selama 12 bulan terakhir, Jerman telah mengalami sejumlah insiden serangan pisau. Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser telah berjanji untuk menanggapi kekerasan semacam ini dengan tegas. Terakhir kali, pada akhir Mei, seorang polisi tewas dan lima orang terluka dalam serangan pisau yang terjadi pada sebuah demonstrasi sayap kanan di Mannheim.


Sabtu, 24 Agustus 2024 10:22 0

Dalam sidang kasus pembunuhan Dante, anak Tamara Tyasmara dan Angger Dimas, Ipda Saji Purwanto dari Laboratorium Digital Forensik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya memberikan penjelasan mendalam terkait bukti digital. Menurut keterangan Saji Purwanto, Yudha Arfandi, tersangka dalam kasus ini, diketahui melakukan pencarian informasi mengenai CCTV di kolam renang tempat kejadian sebelum mengajak Dante berenang.

Ipda Saji Purwanto menjelaskan bahwa melalui ponsel Yudha Arfandi ditemukan bukti pencarian yang menunjukkan ketertarikan Arfandi terhadap CCTV di lokasi tersebut. "Pengguna barang bukti melakukan pencarian melalui aplikasi Safari sebanyak 218 segmen, dan pada segmen ke-17 tanggal 27 Januari 2024, pukul 15.11 WIB, ia mencari 'CCTV kolam renang Pondok Kelapa' menggunakan mesin pencari Google," terang Saji dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Kamis (22/8/2024).

Selain itu, Ipda Saji juga menguraikan komunikasi antara Tamara Tyasmara dan Yudha Arfandi menjelang kejadian. Pada 9 Januari 2024 pukul 21.37 WIB, Yudha meminta Tamara untuk membawa baju renang dan lari untuk Dante. Tamara kemudian menanyakan lokasi kolam renang yang dimaksud.

Pada 10 Januari 2024, pukul 06.37 WIB, Tamara memberitahu Yudha bahwa Dante mengalami efek samping setelah vaksinasi. Meskipun demikian, Yudha tetap meminta Tamara untuk membawa Dante ke kolam renang. "Tamara mengirim pesan kepada Arfandi, 'Dante sumeng nih efek vaksin kayaknya.' Arfandi menjawab, 'Nggak apa-apa, bawa aja dulu, nanti aku lihat. Jangan telat coy!'" jelas Saji.

Selanjutnya, pada 27 Januari 2024 pukul 12.02 WIB, Tamara mengonfirmasi kepada Yudha bahwa ia telah mengantarkan Dante beserta perlengkapan berenangnya sebelum menuju lokasi syuting. Namun, pada pukul 14.37 WIB, Yudha melaporkan bahwa kacamata renang Dante tidak ada dan meminta Tamara mengirimkannya dengan ojek online ke Pondok Kelapa.

Pada pukul 15.09 WIB, Tamara bertanya lokasi, dan pada pukul 15.12 WIB, Yudha mengirimkan alamat kolam renang tersebut. Tamara kemudian mengabari Arfandi pada pukul 15.23 WIB bahwa ia sudah siap dan bertanya apakah ia harus ke Palem atau ke rumah. Namun, Dante telah tidak sadarkan diri saat Tamara tiba di kolam renang dan melihat Dante sudah dibawa ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi.

Menurut Dr. Farah Primadani Kaurow, dokter spesialis forensik dari RS Bhayangkara Pusdokkes Polri Jakarta Timur, Dante meninggal dunia akibat tenggelam. Kematian tersebut dikonfirmasi melalui temuan ganggang dalam sumsum tulang dan organ hati Dante.

 
 

Jum'at, 23 Agustus 2024 15:22 0

TERNATE, KOMPAS.com – Tim Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimsus) Polda Maluku Utara bersama Polres Ternate berhasil menangkap tiga pelaku spesialis pencurian handphone yang beraksi di rumah sakit. Ketiga pelaku, yaitu KAH (24), AY (21), dan MB (20), ditangkap setelah terungkap bahwa mereka telah mencuri ponsel di beberapa rumah sakit di Kota Ternate. 📱🚨

Menurut keterangan dari Kabid Humas Polda Maluku Utara, AKBP Bambang Suharyono, ketiga pelaku ini terbukti telah mencuri sebanyak 16 unit handphone dari berbagai merek. Dari jumlah tersebut, 13 unit handphone telah berhasil diamankan sebagai barang bukti. 🔍

Modus operandi mereka cukup cerdik: pelaku berpura-pura menjadi keluarga pasien yang sedang dirawat di rumah sakit. Ketika situasi lengah, mereka segera melancarkan aksinya untuk mencuri ponsel milik korban. "Pelaku menjual sebagian handphone yang dicuri dan menggunakan sebagian lainnya untuk kepentingan pribadi," ungkap Bambang. 🏥

Ketiga pelaku kini menghadapi pasal 363 ayat (1) ke 3e KUHPidana dengan ancaman hukuman penjara hingga tujuh tahun, serta pelanggaran Pasal 362 KUHPidana dengan ancaman hukuman penjara lima tahun atau denda maksimal Rp 900.000. Mereka juga dikenakan Pasal 55 ayat (1) ke 1e KUHPidana. ⚖️

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan, terutama di fasilitas umum seperti rumah sakit, untuk mencegah aksi pencurian serupa di masa depan. 🚓

 

 

Kamis, 22 Agustus 2024 15:34 0

Selebgram Cut Intan Nabila kembali mengungkapkan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dialaminya, melibatkan suaminya, Armor Toreador. Dalam sebuah unggahan terbaru di Instagram, Cut Intan Nabila membagikan video yang menunjukkan suaminya mencekiknya di depan anak-anak mereka.

"04-02-2022 Lebih dari lima kali? Saya bahkan kesulitan menghitung seberapa sering saya disiksa," tulis Cut Intan Nabila di Instagramnya, seperti dilihat detikcom pada Kamis (22/8/2024).

Ia mengungkapkan betapa beratnya menjalani berbagai kondisi yang telah dia alami, dan berjuang untuk tetap ceria meskipun ada penderitaan yang mendalam. Cut Intan juga meminta maaf kepada anak-anaknya atas apa yang mereka saksikan dan bertekad untuk sembuh bersama.

"Maafkan mama ya nak, kita akan sembuhkan trauma ini bersama-sama," tambahnya.

Pertama kali Cut Intan Nabila membagikan kisah KDRT ini pada 13 Agustus 2024 melalui Instagram. Unggahan tersebut mendapat respons cepat dari Polres Bogor, yang segera mendatangi lokasi kejadian dan mengamankan Armor Toreador.

Dalam keterangannya, Cut Intan juga menyampaikan terima kasih kepada pihak kepolisian atas pengawasan kasus ini dan menjelaskan bahwa proses hukum masih berlanjut sesuai prosedur.

Sementara itu, Armor Toreador telah ditahan di Polres Bogor dan mengaku bahwa orang tua serta tetangga telah mengetahui tindakan kekerasan yang dilakukannya sejak tahun 2020.


Kamis, 22 Agustus 2024 10:16 0

Jakarta - Armor Toreador kini resmi menjadi tersangka dalam kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) serta penganiayaan terhadap istrinya, Cut Intan Nabila. Menurut pengungkapan terbaru dari pihak kepolisian, anak-anak Cut Intan Nabila mengalami trauma yang mendalam hingga merasa ketakutan jika harus bertemu pria.

Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, menyampaikan hal ini dalam konferensi pers di Polres Bogor, Cibinong, Bogor pada hari Rabu (14/8/2024). Rio Wahyu menceritakan bahwa saat tim kepolisian tiba di lokasi kejadian, mereka harus menunggu penyidik wanita sebelum bisa memasuki rumah.

"Anggota kami tiba di TKP sekitar pukul 13.30 WIB, namun baru bisa masuk pada pukul 14.00 WIB setelah menunggu kedatangan penyidik wanita," jelas Rio Wahyu.

Dia melanjutkan, anak-anak dari Cut Intan Nabila kini mengalami trauma yang membuat mereka sangat takut terhadap pria. Hal ini diketahui dari laporan lingkungan sekitar serta asisten rumah tangga (ART) yang menyaksikan keadaan anak-anak tersebut.

"Kami sangat memperhatikan dampak psikologis pada anak-anak korban. Mereka tampak sangat ketakutan bila berhadapan dengan pria, menurut informasi dari lingkungan sekitar," tambahnya.

Ketika ditanya apakah pelaku juga melakukan kekerasan terhadap anak-anak, polisi mengatakan bahwa mereka masih mendalami kemungkinan tersebut.

"Kami masih menyelidiki hal ini. Jika ada informasi lebih lanjut, kami mohon untuk dilaporkan," ungkapnya.

Pihak kepolisian juga berharap dukungan masyarakat agar kasus ini dapat dituntaskan dengan sebaik-baiknya.

"Harap maklum dan dukung kami dalam proses ini untuk memastikan kasus ini diselesaikan," pungkasnya.

Saat ini, Armor Toreador sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan oleh pihak kepolisian.

"Pemeriksaan sedang berlangsung dan kami telah menahan saudara ATD," tutup AKBP Rio Wahyu.


Rabu, 14 Agustus 2024 10:44 0

Surabaya  - Sejumlah akun Google Bisnis milik hotel-hotel di Indonesia mengalami peretasan pada Minggu (11/8). Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) telah mengonfirmasi kejadian tersebut dan melaporkannya kepada Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.

Ketua Harian Kordinator Wilayah (Korwil) PHRI Surabaya, Puguh Sugeng Sutrisno, mengungkapkan bahwa peretasan tidak hanya terjadi di Surabaya, tetapi juga merambah ke kota-kota besar lain seperti Jakarta, Semarang, Denpasar, dan Makassar. "Peretasan ini berdampak pada banyak hotel di berbagai kota, dan Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, segera melapor ke pihak kepolisian," kata Puguh dalam keterangannya kepada ANTARA pada Senin.

Puguh menambahkan bahwa dugaan sementara menunjukkan pelaku peretasan mungkin berasal dari lokal, karena beberapa nomor WhatsApp yang tercantum di akun Google Bisnis telah diganti dengan nomor telepon lokal. Selain itu, ada perubahan pada nomor rekening bank hotel yang dialihkan ke rekening pribadi di salah satu jaringan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

"Kami belum dapat memastikan sepenuhnya, tetapi indikasi awal menunjukkan keterlibatan orang lokal, karena nomor rekening yang diganti itu mengarah pada rekening pribadi dan ada transaksi dari Indonesia Timur," ungkap Puguh.

PHRI berharap agar masalah ini dapat diselesaikan segera, mengingat dampak besar yang ditimbulkan terhadap operasional hotel. "Di Bandung, sekitar 35 hotel terpengaruh, dan di Surabaya juga banyak, termasuk beberapa hotel besar. Kami akan memberikan update terkait jumlah pasti sesegera mungkin," tambahnya.

Selain melapor ke Bareskrim Polri, PHRI juga berencana mengajukan laporan ke Kepolisian Daerah (Polda) Jatim untuk memperkuat laporan pusat. "Kami percaya pelaporan di tingkat daerah akan memberikan dukungan tambahan dalam menangani kasus ini," tutup Puguh. 

 
 
 

Selasa, 13 Agustus 2024 10:50 0

Insiden kekerasan terjadi di sebuah SPBU di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, ketika seorang pengendara motor, Dicky Aprilio (25), dikeroyok setelah menegur seseorang yang membuang puntung rokok di area pengisian bahan bakar. Peristiwa ini berujung pada penangkapan tiga pelaku.

Kejadian bermula pada Kamis, 8 Agustus 2024, sekitar pukul 04.53 WIB. Rekaman CCTV menunjukkan Dicky, yang mengenakan helm biru, tengah mengisi bensin ketika dia melihat seorang penumpang mobil membuang puntung rokok yang masih menyala di area SPBU. Dicky kemudian mendekati mobil dan meminta pengemudi untuk mematikan api rokok tersebut dan tidak membuangnya sembarangan.

"Pelaku tidak senang dengan teguran itu. Meski sudah diminta untuk mematikan puntung rokok, mereka malah melawan dan terjadi cekcok," kata Kepala Polsek Kota Sidoarjo, Kompol I Gusti Agung Ananta Pratama.

Ketidakpuasan para pelaku berujung pada pengeroyokan. Dalam video yang beredar, terlihat beberapa pria memukul Dicky, sementara dua pegawai SPBU dan seorang pengendara lain berusaha melerai. Dicky mengalami luka serius, termasuk pada pipi kanan, bibir robek, gusi berdarah, dan nyeri di bagian belakang kepala.

Polisi, berdasarkan laporan korban dan rekaman CCTV, telah menangkap tiga orang yang terlibat dalam pengeroyokan. "Kami telah menangkap ketiga pelaku. Mereka berasal dari Sidoarjo dan Surabaya," ungkap Gusti.

Dicky, yang mengalami cedera parah, melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Sidoarjo. Dia menceritakan bagaimana setelah menegur pelaku, dia malah dihampiri dan dipukul oleh salah satu dari lima penumpang mobil tersebut. Ketika Dicky mencoba melawan, seluruh penumpang mobil ikut terlibat dalam pengeroyokan.

"Saat saya sudah tidak bisa bertahan, saya merasa seperti sudah tidak sadar. Sayangnya, tidak ada yang membantu saat saya dipukuli," ujar Dicky. Saat ini, kasus tersebut masih dalam penyelidikan lebih lanjut.


Senin, 12 Agustus 2024 13:50 0

Pangkep, Sulawesi Selatan — Kejadian mengejutkan terjadi di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, di mana seorang wanita berusia 47 tahun berinisial R ditemukan tewas dengan kondisi membusuk di dalam koper di kosannya. Polisi kini tengah mendalami kasus ini dan mengklasifikasikan kejadian sebagai pembunuhan.

Kasat Reskrim Polres Pangkep, AKP Prawira Wardany, mengkonfirmasi, "Kami yakin ini adalah kasus pembunuhan. Kami sedang menyelidiki lebih lanjut."

Mayat R ditemukan di kamar kos di Jalan Pelelangan, Kelurahan Jagong, Kecamatan Pangkajene, Pangkep pada Minggu (11/8/2024) sekitar pukul 11.00 Wita. Kematian tersebut terungkap ketika anak korban, yang berinisial C (30), datang mencari ibunya setelah tidak mendapatkan kabar selama dua hari. Terakhir kali mereka berkomunikasi adalah pada Jumat (9/8).

Saat tiba di kosan, C mendapati kamar ibunya kosong dan menemukan sebuah koper merah yang mencurigakan serta mengeluarkan bau busuk. "Dia langsung merasa curiga dan melaporkan temuannya kepada pemilik kos," jelas AKP Prawira.

Setelah pemilik kos dan C menghubungi polisi, pihak berwajib segera melakukan penyelidikan. Saat ini, pihak kepolisian masih mencari tahu lebih lanjut mengenai penyebab kematian dan pelaku di balik tragedi ini.


Senin, 12 Agustus 2024 11:07 0
 

Peristiwa tragis terjadi di Philadelphia, Amerika Serikat, di mana seorang perempuan warga negara Indonesia (WNI) berinisial RA ditemukan tewas setelah mengalami serangan kekerasan dari sesama WNI berinisial LFP. Insiden ini, yang berlangsung pada 4 Agustus 2024, mengungkapkan kekejaman yang mengejutkan setelah RA ditikam di bagian leher dan kaki menggunakan pisau dapur.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia, Judha Nugraha, mengonfirmasi kejadian tersebut dalam pernyataannya kepada media. Judha menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi pada tanggal 4 Agustus dan melibatkan serangan yang sangat brutal. “Korban, RA, mengalami luka tusuk fatal di bagian leher dan kaki, yang menyebabkan kematiannya. Ini adalah kejadian yang sangat mengejutkan dan menyedihkan,” ujarnya.

Pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York, yang bertanggung jawab atas wilayah Philadelphia, segera turun tangan untuk menangani kasus ini. KJRI New York telah bekerja sama dengan Kepolisian Philadelphia untuk memastikan bahwa proses autopsi korban dilakukan secara menyeluruh dan transparan. Judha menyatakan bahwa koordinasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa semua prosedur hukum dan medis diikuti dengan benar.

"Kami telah melakukan koordinasi erat dengan Kepolisian Philadelphia untuk mengurus proses autopsi dan penanganan hukum terhadap pelaku. Selain itu, kami juga telah berhubungan dengan keluarga korban di Indonesia untuk memberikan dukungan yang diperlukan dalam masa yang sangat sulit ini," tambah Judha.

KJRI New York juga aktif dalam memastikan bahwa proses hukum terhadap pelaku, LFP, yang kini dalam tahanan kepolisian, berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku di Amerika Serikat. Judha menegaskan bahwa Kemlu dan KJRI New York berkomitmen untuk memantau setiap perkembangan kasus ini dengan seksama. “Kami akan terus memantau kasus ini dan berusaha memberikan dukungan maksimal kepada keluarga korban serta memastikan bahwa keadilan ditegakkan,” ungkapnya.

Dalam upaya memberikan dukungan kepada keluarga RA, Kemlu dan KJRI telah mengadakan komunikasi langsung dan memberikan informasi yang diperlukan untuk membantu mereka mengatasi situasi ini. Selain itu, KJRI juga berperan dalam memberikan bantuan konsuler yang diperlukan selama proses ini.

Kejadian ini tidak hanya menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban tetapi juga menyoroti tantangan dalam melindungi warga negara di luar negeri. Kemlu dan KJRI berkomitmen untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terjadi lagi dan akan terus bekerja keras untuk menjaga keamanan serta kesejahteraan WNI di luar negeri.


Jum'at, 09 Agustus 2024 15:31 0

Jakarta, 8 Agustus 2024 – Polda Metro Jaya sukses menuntaskan Operasi Nila Jaya 2024 dengan hasil gemilang. Operasi yang berlangsung dari 3 hingga 17 Juli 2024 ini tidak hanya menangkap 480 tersangka, tetapi juga mengungkapkan komitmen keras dalam pemberantasan narkoba dengan memusnahkan barang bukti hasil tangkapan.

Selama operasi ini, aparat kepolisian menangani 368 kasus narkoba dan menyita sejumlah besar barang bukti. Kombes Donald Parlaungan Simanjuntak, Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, mengungkapkan bahwa dari total 480 tersangka, sebanyak 247 orang adalah pengedar dan 213 orang pemakai.

“Dari 50 orang yang merupakan target operasi (TO), semuanya berhasil ditangkap. Kami bisa memastikan bahwa 100% TO yang ditetapkan berhasil kami amankan,” ungkap Donald saat konferensi pers di Polda Metro Jaya.

Total barang bukti yang disita selama operasi meliputi:

  • Meth/sabu: 183,25 kg
  • Ganja: 129,26 kg
  • Ekstasi: 26.308 butir
  • Obat berbahaya: 31.378 butir
  • Tembakau sintetis: 7,2 kg
  • Senjata api: 1 pucuk revolver dan 15 butir peluru

Hari ini, Polda Metro Jaya melaksanakan pemusnahan barang bukti secara seremonial di halaman Direktorat Reserse Narkoba. Proses pemusnahan dilakukan dengan menggunakan insinerator di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto untuk memastikan seluruh barang bukti benar-benar terbakar habis.

“Pemusnahan ini tidak hanya untuk menunjukkan transparansi, tetapi juga untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa kami serius dalam penanganan narkoba. Seluruh barang bukti yang disita kami pastikan benar-benar dimusnahkan,” jelas Donald.

Barang bukti yang dimusnahkan hari ini terdiri dari:

  • Meth/sabu: 164,98 kg
  • Ganja: 58 kg
  • Ekstasi: 17.905 butir

Proses pemusnahan ini juga melibatkan pihak kejaksaan, tersangka, dan pengacara tersangka untuk memastikan keterbukaan dan keabsahan prosedur. Selain itu, sebagian barang bukti akan tetap diamankan untuk keperluan persidangan.

Operasi Nila Jaya 2024 mencerminkan komitmen Polda Metro Jaya dalam upaya memberantas peredaran narkoba dan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum.


Kamis, 08 Agustus 2024 13:59 0

Bekasi – Geger di Bekasi! Polda Metro Jaya membongkar sebuah pabrik bakso yang beroperasi tanpa izin, dan yang lebih mengejutkan, produk bakso yang dipasarkan ternyata bukan terbuat dari daging sapi seperti klaimnya. Alih-alih daging sapi, pabrik tersebut menggunakan jeroan dan kerongkongan sapi sebagai bahan utama.

Menurut Kombes Hendri Umar, Wakil Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya, pabrik ini mengaku menggunakan daging sapi, tetapi hasil laboratorium menunjukkan bahwa bahan baku sebenarnya adalah tepung yang dicampur dengan jeroan sapi yang digiling halus. "Bahan dasar bakso ini jauh dari daging sapi segar, melainkan jeroan sapi yang diolah menjadi pasta dan dicampur untuk memberikan aroma serta rasa daging sapi," jelas Hendri Umar.

Kasubdit Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, AKBP Victor Inkiriwang, mengungkapkan bahwa pabrik ini telah beroperasi sejak 2018 dan beroperasi tanpa izin edar. "Pabrik ini sempat memiliki izin edar, namun izin tersebut telah kedaluwarsa. Pengungkapan kasus ini terjadi setelah kami menemukan bahwa produk yang dijual tidak memiliki izin edar yang valid," ujarnya.

Para penyidik menemukan bahwa meskipun pabrik ini mengklaim memproduksi bakso sapi, hasil pemeriksaan laboratorium membuktikan sebaliknya. "Produk ini mengandung jeroan sapi dan kerongkongan, bukan daging sapi segar seperti yang tercantum di label," tambah Inkiriwang.

Pabrik tersebut memanfaatkan bahan-bahan yang dianggap tidak berguna untuk menekan biaya produksi dan meraih keuntungan sekitar Rp 15 juta per bulan. Penggunaan bahan yang tidak sesuai ini merupakan cara untuk mengurangi biaya dan meningkatkan keuntungan.

Saat ini, pihak kepolisian telah menetapkan MT (43) sebagai tersangka dalam kasus ini. MT bertanggung jawab atas pabrik tersebut, termasuk menerima keuntungan dan membiayai operasional, meski ia tidak terdaftar dalam struktur perusahaan yang sah.

Kasus ini menjadi peringatan bagi konsumen untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk makanan dan memastikan bahwa produk yang dibeli memenuhi standar kualitas yang seharusnya.

 
 
 

Kamis, 08 Agustus 2024 13:33 0

Bogor - Seorang mahasiswa berinisial SNR (18) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi gantung diri di kamar mandi sebuah homestay di Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Polisi menduga kematian tersebut merupakan tindakan bunuh diri.

Kapolsek Dramaga AKP Hartanto mengungkapkan, laporan mengenai penemuan jasad tersebut diterima sekitar pukul 13.30 WIB pada Selasa (6 Agustus 2024). "Kami mendapatkan laporan dari warga tentang adanya seorang laki-laki yang ditemukan gantung diri di homestay Dramaga," kata Hartanto.

Pihak kepolisian segera bergerak ke lokasi setelah menerima informasi tersebut. "Kami mendapat kabar dari pegawai homestay bahwa telah ditemukan seorang pria dewasa dalam keadaan tergantung di kamar mandi," lanjut Hartanto.

Setelah ditemukan, jenazah korban dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi. "Pada pukul 14.00 WIB, jenazah telah diserahkan ke RSUD Ciawi dan kami menunggu kedatangan keluarga korban," jelasnya.

Korban yang berasal dari Bojonegoro, Jawa Timur, diketahui tengah mengikuti kegiatan ospek mahasiswa baru di Universitas IPB. Polisi telah berkoordinasi dengan pihak kampus untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kejadian ini. "Kami telah melakukan koordinasi dengan Universitas IPB mengenai aktivitas korban yang masih menjalani ospek," ungkap Hartanto.

Motif di balik tindakan bunuh diri korban masih belum diketahui. Pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap penyebab pasti dari kejadian tersebut.


Rabu, 07 Agustus 2024 11:12 0

Jakarta - Meita Irianty, pemilik daycare Wensen School, yang ditangkap karena dugaan penganiayaan terhadap balita berusia 2 tahun 8 bulan, akhirnya memberikan penjelasan mengenai tindakannya. Meita mengaku bahwa penganiayaan tersebut dilakukan karena balita tersebut sering rewel.

Meita Irianty, yang dikenal dengan nama Tata Irianty, ditangkap pada Rabu (31 Juli 2024) di rumahnya. Setelah gelar perkara, status hukum Meita meningkat dari terlapor menjadi tersangka. Ia dikenai pasal 80 ayat 1 dan 2 UU Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014, dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara.

Dalam perkembangan terbaru, terungkap bahwa Meita saat ini sedang hamil. Karena kondisinya yang lemah, Meita kemudian dibawa ke RS Polri. Kapolres Metro Depok Kombes Arya Perdana menjelaskan, "Dia dibantarkan di rumah sakit karena kondisinya lemas akibat kehamilan."

Menurut informasi dari Kanit PPA Satreskrim Polres Depok Iptu Nurhayati, Meita telah mengalami pingsan sebanyak tiga kali. "Kondisinya sangat lemah dan dia masih dirawat di rumah sakit," ungkap Iptu Nurhayati.

Kasus ini menarik perhatian publik dan memicu berbagai reaksi, terutama mengenai perlakuan terhadap anak-anak dan kondisi kesehatan Meita selama proses hukum.


Rabu, 07 Agustus 2024 10:16 0